Penipuan Online dan Pencurian Data Pribadi Diprediksi Dominasi 2024

Survei tersebut dilakukan lewat wawancara tatap muka dengan melibatkan 8.720 responden di 38 provinsi Indonesia. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 1,1 persen dan relative standar error 0,43 persen. Data APJII mengungkap penipuan online adalah permasalahan tertinggi pada kejahatan siber mencapai 32,5 persen. Angka tersebut meningkat 22,2 persen dari tahun 2023 yang hanya 10,3 persen. Kemudian, pencurian data pribadi juga menjadi ancaman serius. Dari hasil survei terungkap bahwa masalah ini mendapat porsi 20,97 persen, meningkat dari tahun 2023 yang hanya 7,96 persen. Masalah lain yang juga jadi sorotan warga RI adalah perangkat terkena virus (19,31 persen), tidak dapat mengakses aplikasi (10,04 persen), kasus lainnya (5,32 persen). Salah satu penipuan online yang kembali marak pada awal 2024 adalah modus kejahatan file.apk lewat WhatsApp dan media sosial. Modus ini serupa penipuan dengan file apk kiriman undangan yang marak beberapa waktu lalu. Application Package File, adalah format berkas yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middle-ware keHp Android. Biasanya, apk tidak ada di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore. File jenis ini kerap dimanfaatkan untuk mengunggah malware atau program jahat yang bisa membuat pelaku mengakses SMS di Hp korban hingga bisa menguras rekeningnya. Menurut Kaspersky alasan utama berkurangnya kekhawatiran kebocoran password adalah meningkatnya prevalensi autentikasi dua faktor yang memungkinkan kode tambahan untuk mengonfirmasi login pengguna yang dikirim melalui SMS atau dihasilkan dalam aplikasi pengautentikasi khusus, mengutip siaran pers Kaspersky. Selain itu, beberapa layanan, seperti Google, sudah memiliki fitur autentikasi “tanpa kata sandi” melalui kunci sandi, sementara layanan lainnya lebih memilih autentikasi biometrik dibandingkan sandi tradisional. Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi Kaspersky, mengatakan di era teknologi yang terus berkembang, gagasan tentang data pribadi harus melampaui batas-batas tradisional. Munculnya perangkat wearable yang didukung AI, pengembangan AR/VR, dan munculnya bot asisten memerlukan pemahaman yang lebih luas tentang privasi. ​This artic​le h as been creat​ed by GSA C​on​te​nt Generat​or  Dem​oversi on !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *